Minggu, 17 Februari 2008

YAYASAN DARUSSALAM





Adam diciptakan sebagai cholifah dibumi nah tentu sebagai keturunan Adam kita juga menyandang gelar cholifah di bumi, cholifah ibarat buruh gembala domba, ada jenis gembala yang mementingkan diri sendiri, makan kenyang dan memuaskan sahwat dulu, baru dengan acuh tak acuh menggembala dombanya dan lebih fatal lagi dia minta uang ke majikannya untuk beli pakan domba yang pada kenyataannya dimakan sendiri (makan raskin, makan minyak bersubsidi, makan obat kaum miskin, makan dana bantuan operasional sekolah, dan yang ngetren makan gratifikasi dll), tetapi tentu ada gembala yang mengutamakan domba yang diamanatkan, dengan kasih sayang digiring dombanya kelapangan rumput hijau, setelah dombanya makan barulah gembala membuka bekal untuk makan. Kita punya hal prerogative mau memilih sebagai gembala yang mana, tentu pilihan tersebut dengan segala konsekwensinya pada saat kita melapor dan mempertanggung jawabkan kepada pemberi amanah.

Apa yang dapat kita lakukan sebagai gembala yang baik.
Bagaimana kemiskinan absolute.
Yu Raminten, yu Ringgit , mbok Tun, mbok Sup, wak Glendang dll adalah golongan miskin absolute, yang secara ekonomis tidak mungkin dapat diberdayakan, umumnya karena usia lanjut, biasanya janda kaum buruh pedesaan, yang anak anaknya juga hidup pas pas an dan biasanya juga berprofesi sebagai buruh (Kategory sangat miskin dengan pendapatan yang tidak jelas), dan pasti tidak punya tunjangan pensiun, golongan inilah yang kami prioritaskan untuk mendapat santunan.Dengan segala keterbatasan kami mencoba meringankan beban mereka (hanya dilingkungan kecil) dengan cara secara rutin membantu kebutuhan berasnya, kadang kujenguk dirumahnya yang ruang tidur dan dapurnya jadi satu dan berlantai tanah, diatas meja bambo biasanya ada kendi air dan ada toples kecil yang berisi beras, mereka hanya cukup ¼ kg beras perhari, lauknya ramban sayur sayuran disekitarnya.

Bagaimana dengan anak yatim.
Tondo dan Tjandra waktu ditinggal mati bapaknya masih berumur 2 tahun, maknya sudah tidak kawin lagi sekarang Tondo sudah klas 2 SMP dan kemarin raportnya masuk ranking satu, tentu Tondo juga ingin kalau lihat temannya yang sebaya sekolah dengan membawa tas dan pakai sepatu, kami juga harus berbagi kasih dengan Tondo dan Tjandra.

Bagaimana dengan bina mental.
Remaja yang pulang kedesa dari kerjanya buruh pabrik dikota banyak yang membawa budaya negative, minum AO (anggur obat dengan alcohol 15%) adalah hal biasa, cangkruan dan ngganggu orang lewat menjadi kebiasaan yang dilakukan dan kemarin Rini gadis kecil umur 16 tahun hamil sak kampong gegeran akhirnya Rini diungsikan kefamilinya di Surabaya sampai anaknya lahir. Belum lagi pengaruh tayangan TV yang rasanya kok banyak hal hal negative yang ditiru, Preventive dengan menyediakan kegiatan olah raga dan membina sekolah diniyah sore hari barangkali sekarang diikuti sekitar 90 santri kecil dengan 5 orang ustadzah.

Bagaimana dengan Ustadzah, chotib sholat Jumat, rekening listrik masjid dll.
Beliau beliau adalah pejuang dijalan kebenaran, yayasan hanya mampu pada akhir bulan memberikan sejumlah kecil sebagai tali asih dan sekedar bingkisan lebaran, dan tentu Maha Kaya akan memberi balasan lebih baik dan berlipat.

Bagaimana dengan hari besar islam.
Dua hari raya idul fitri dan idul qurban adalah saat warga kampong mudik, saya bersukur masih diberi kesempatan dan saya selalu mengadu bahwa sungguh saya sudah banyak menerima limpahan kasih Nya tetapi selalu tak tambahi “ duh gusti kalau beli baju untuk anakku aku sudah berlebih, tetapi kalau ditambah saya kan bisa beli sarungnya wak Ponadi beli bajunya Tondo dan beli jariknya yu Gemi dll) “ , dan yang Maha Kaya liwat jalan manapun mengabulkan.
Dan semuanya terkoordinasi dibawah kegiatan Yayasan, begitu pula pada hari raya Qurban betapa nelongsonya mereka kalau harapannya makan daging setahun sekali tidak terpenuhi.


Dari mana sumber dananya.
Berawal dari wasiat dan amanat Almarhum Mbah H Romly dan almarhum Abah H Sulaiman , kami sudah ditinggali tanah wakaf , tempat ibadah dan sekolah madrasah ibtidaiyah ,selanjutnya kami mencoba melangkah dengan menghimpun hak/dana kaum miskin dan anak yatim yang ada dalam rizki keluarga (saudara, sepupu dll), kemudian membuat badan hukum Yayasan Darussalam, membuka rekening bank atas nama Yayasan dan saat ini alhamdulillah juga sudah mempunyai aktiva produkstiv berupa lahan sawah pertanian, dari kotak amal sholat jum’at, dari penjualan buah mangga yang di tanam dihalaman masjid dan sumbangan dermawan tanpa ikatan, sumber dana lainnya adalah infaq dari jamaah.

Infaq dari jamaah.
P Romi, P Busro dll menjelang musim tanam padi kesulitan modal untuk beli sarana produksi, kalau hutang di BRI selain prosedur yang harus dilalui juga harus punya agunan (sertifikat rumah, BPKB kendaraan dll) dan dengan bunga 12,6% per musim tanam (4 bulan), nah biasanya mereka pinjam uang yayasan tanpa bunga tetapi memberikan infaq sesuai kemampuannya, faktanya rata rata mereka memberi infaq sampai 10% dari pinjaman dan tidak satupun peminjam yang nakal.

Apakah dananya cukup.
Zero to Zero berangkat kosong kembali kosong, pengurus tidak mempunyai hak memanfaatkan dana untuk keperluan pribadi, ternyata dana tersedia belum pernah deficit meskipun termasuk untuk tambahan bangunan fisik dan perawatan, dan tentu kami tidak lakukan penggalian dana dengan menutup jalan untuk mbangun masjid atau keliling membawa mobil dengan pengeras suara, buku catatan keuangan terbuka untuk dilihat umat, untuk mengeluarkan dana diperlukan 2 tanda tangan pengurus harian dan 2 tanda tangan bendahara untuk pencairan ke Bank.

Dimana sih lokasinya.
20 km dari kota Kabupaten Jombang, desa Kedungmlati Kecamatan Kesamben Kabupaten Jombang, telpne sering rusak dadi nek telp 081259125600 sekarang di kelola oleh:

Pelindung : Pamanku H Thoha Sampuro.
Ketua : Pamanku H Shohib Sampuro.
Sekretaris : Yuk ku Muniroh.
Bendahara : Bulikku Hj Suslichatin.
Sing mlaku : Aku dewe karo adikku Amin El Thomhari.

Mudah mudahan aku terhindar dari sifat riya, yang ku inginkan barangkali model ini dapat dikembangkan juga ditempat lain.