Minggu, 10 Januari 2010

MENANAM AYAT DI DADA


Al Qur’an adalah pedoman, petunjuk, pembeda yang hak dan bathil bagi orang yang beriman, sebagai kelengkapan ciptaan Nya dengan kasih saying Nya telah diturunkan “AL QUR”AN” sebagai “MANUAL BOOK” sebagai panduan untuk mempersiapkan kehidupan abadi dengan tanpa meninggalkan kehidupan di dunia.

114 surah dengan jumlah ayat lebih dari 6,000,- yang diturunkan berangsur angsur bagian demi bagian ibarat samudera yang harus kita salami harus kita browsing yat demi ayat yang saling menerangkan saling menjelaskan saling menguatkan apa yan diperintahkan dan apa yang dilarang Nya agar insane mencapai ketakwaan.

Masih sampai di telinga dan dibibir.
Memang diperintahkan membaca al Qur’an dan mendengarkan apabila Al Qur’an dibacakan – Al Qur’an yang diturunkan dalam bahasa arab, tentu bagi sebagian besar orang arab dengan membaca sudah mengerti arti harfiahnya, sementara bagi orang non arab meskipun membaca sendiri sudah merupakan ibadah tetapi kebayakan belum memahami makna yang terkandung didalamnya, membaca al Qur’an ibaratnya sudah sampai ditepian samudera Al Qur’an, meskipun kerang dan ikan ikan kecil juga sudah didapatkan tetapi mencoba dan selalu mencoba memahami Al Qur’an sebagai bekal dan pedoman hidup ibaratnya sudah mulai menyelami dan mengarungi samudera Al Qur’an dan tentunya diceruk dan palungnya akan mendapatkan mutiara mutu manikam yang tidak ternilai, dan barangkali inilah yang dimaksud “ AYAT AYAT YANG NYATA YANG ADA DIDALAM DADA ORANG ORANG YANG DIBERI ILMU” .

Program menanam AL Qur’an didalam dada.

Dimulai dari pendidikan membaca AL Qur’an sejak usia dini, diperkenalkan “IQRO”/BACALAH – pendidikan TPQ adalah awal mempersiapkan dada sebagai lahan tanaman aya ayat NYA.

Dikampung saya di kawasan pedesaan hamper semua rumah tangga mempuyai KITAB AL QURAN dan juga sebagian besar memiliki JUZ AMMA dan SURAH YASIIN dengan terjemahannya, tetapi sedikit sekali yang mempunyai mushaf lengkap dengan terjemahan bahasa Indonesia (belum sampai ke tafsir Al Qur’an).

Beberapa imam dan chotib yang sempat saya tanya juga sebagian besar belum pernah membaca sekilar makna harfiah dari ayat ayat yang mulia, satu dua ayat yang dimengerti kadang membuat kesalah fahaman karena ayat ayat satu sama lainnya saling menerangkan.

Jangan tanam yang lain sebelum Al Qur’an.
Tidak dapat dipungkiri sumber kesalah fahaman sesama muslim adalah karena belum tertanamnya ayat ayat Al Quran yang disusul dengan tanaman sunah rosul, didadanya sudah ditumbuhi tanaman lain, pendapat dari para ulama para tokoh dll yang bagaimanapun tidak dapat mutlak dijadikan pedoman, apalagi bila bertentangan dengan kedua tanaman diatas.

Mengenalkan topik kehidupan sehari hari.
Kami coba pada pengajian rutine (pengajian tartil) dengan membaca Al Qur’an dalam kelompok tematik, setelah dibaca dengan betul juga dikaji bersama makna dari ayat ayat tersebut sekaligus sebagai pengenalan pedoman hidup, topik topik yang lagi hangat dimasarakat misalnya bagaimana petunjuk ayat yayat Al Quran mengenai fitnah, menggunjing, mengolok olok, menghardik anak yatim, mencari cari kesalahan dll, juga bagaimana perintah Al Quran mengenai berbakti kepada orang tua, hubungan kekerabatan, hak hak tetangga dll

Beberapa topik lainnya yang kami coba tanamkan dalam dada adalah:

Makanan halal dan haram .
Poligami atau monogamy.
Hidangan ahli neraka.
Menjaga kemaluan.
Menerima tamu .
Dll yang juga kami up load di scribd.com/mydarussalam

Kendala dan himbauan.
Tentu dengan segala keterbatasan dan sesuai perintahnya masing masing beramal sesuai kemapuannya hanya seperti yang diataslah yang bisa kami lakukan, namun tentu bagi yang sempat membca artikel ini dan tergerak hatinya untuk ikut menanam ayat ayat AL Quran dalam dada, kami sangat berterima kasih kalau dibantu dengan mushaf lengkap dengan terjemahan bahasa Indonesia atau bahasa jawa. Dan bapak dapat kirimkan kepada kami ke Slamet Sulaiman Yayasan Darussalam jln H Romly Kedungmlati Kesamben Jombang. Jazakumullohi choiron.